Sabtu, 29 Maret 2008

Laut Nusantara

LAUT NUSANTARA

Jimi Harries N*


Bumi ini terbungkus oleh air, air dilaut, di darat dan air di udara. Air selalu berubah juga mengalir. Walupun rumus kimianya sangat sederhana H2O. Air ini menentukan kehidupan semua jenis organisme. Air inilah yang menjadi kekayaan utama bumi kita. Jika air rusak maka kehidupan kita juga rusak. Termasuk didalammnya adalah laut yang memiliki sejuta pesona dan potensi untuk dimanfaatkan.
Berbicara tentang laut, Indonesia adalah negara kepulauan dengan lautan yang amat luas. Pulau merupakan bagian dari laut. Nusantara menggambarkan banyaknya gugusan pulau pulau yang diselimuti laut. lebih dari 60% wilayah negeri ini merupakan lautan. Dengan ditaburi 17.506 pulau yang terbentang dari Sabang hingga Marauke bagaikan Zamrud Khatulistiwa. Panjang pantai yang membentang 81.000 Km dan luas laut yang mencapai 5,8 Km2. Demikian Indonesia sangat layak menyandang gelar negara maritim. Laut Indonesia dikenal memiliki kenakeragaman hayati laut yang sanagt tinggi. Didasar lautnya juga terakumulasi sumberdaya mineral, minyak dan gas bumi. Sungguh kaya laut kita, sehingga kita jangan terbuai oleh kata ”kaya” yang ada bagi laut kita.
Berkaca dari hal diatas, mengapa kita masih asing sengan laut padahal laut adalah rumah kita. Saya tidak tau persis apa penyebabnya.Ini kelihatan jelas saat setelah Portugis menaklukan Malaka pada tahun 1511, kemudian Belanda datang pada 1602, secara cepat laut ini dikuasai oleh bangsa bangsa eropa. Bangsa Nusantara akhirnya terdesak kehalaman belakang rumah kita :kepedalaman-pedalaman. Diukur dari sejak prnaklukan Malaka oleh Portugis, kita sudah hampir 500 tahun dibuat asing dari rumah Nusantara kita ini. suatu pergeseran kehidupan yang relatig permanen.
Keterasingan tersebut hingga sekarang belum juga hilang. bahkan, kita rasanya makin asing dengan laut kita. Laut bukan lagi menjadi sumber kehidupan bagi kita. Pihak asinglah yang lebih mendapatkan manfaat dari kekayaan laut kita. beberapa contoh kasus menunjukkan hal tersebut. Contoh penyelewengan berbagai dokumen izin kapal penangkapan ikan yang digunakan oleh pihak asing untuk megeruk keakayaan laut kita. Ditambah lagi banyak terjadi illegal fishing oleh kapal asing di laut kita dan masih banyak lagi. hal ini salah satunya disebabkan oleh Armada perikanan kita yang sangat lemah, demikian pula dengan armada pelayaran kita.
Dapatkah kita mencari jalan keluar dari perangkap sejarah ini. Tidak riskankah kita sebagai negara bahari tetapi kehidupan kita terpisah dari rumah utama kita. Memang secara biologis kita bukanlah makhluk air. tetapi secara fungsional mestinya laut menjadi sumber utama kehidupan kita. Oleh karena itu kita perlu dengan segala daya meningkatkan kemampuan kita diserba dunia kelautan ini.
Seperti biasanya, berbicara itu mudah sedangkan melaksanaknnya sangatlah sulit. namun bukanlah dunia kita itu adalah dunia kata-kata? Kodifikasi ilmu hanya dapat dilakukan melalui dunia kata. kata-kata yang diangkat dari dunia empiris membawa pesan pengalaman untuk menjadi bahan pembelajaran dari suatu generasi kegenerasi berikutnya. Dunia sastra juga dunia kata-kata, yang bisa membuat kita mengubah dunia. Dunia impian juga memikat perhatian, apakah kita dapat mewujudkan impian itu. Sudah berapa kaya ilmu sastra dan impian kita tentang laut Nusantara?


Gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai, kota-kota, desa-desa dan seluruh isi pulau-pulau di Nusantara merupakan bagian dari laut. Semua itu merupakan halaman belakang rumah kita, yang menambah indah pesona nusantra. kedaulatan kita ada dilaut. Oleh itu, penulis harapkan dari tulisan ini dapat menggugah kita semua. kita harus peduli dengan laut kita. jagangan biarkan laut hanya menjadi pajangan. Kita jangan terjebak dalam kenyaman diri bahwa kita berada pada suatu negara yang kaya raya dengan sumber alam berlimpah. Apalah arti semua itu jika kita tidak mampu memanfatakan dan menjaga apa yang kita miliki. Kita tak punya visi jangka panjang, yang ada hanyalah pandangan jangka pendek. itupun bukan untuk kepentingan bangsa, tetapi kepentingan perorangan atau golongan. Sejarah harus kembali : Jalesveva Jayamahe!

Penulis adalah mahasiswa Fakultas Pertanian Untan